ELASTISITAS
PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Disusun
oleh :
Rima
Rohani
F0311100
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
I.
PENDAHULUAN
Elastisitas merupakan salah satu
metode pengukuran untuk memahami berbagai permasalahan di bidang ekonomi.
Dengan elastisitas kita mampu mengetahui sampai dimana respon suatu barang
ketika barang lainnya mengalami
perubahan harga. Konsep Elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis
ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak,
maupun distribusi kemakmuran. Pada saat pemerintah menaikkan pajak maupun
subsidi maka dengsn elastisitas kita akan tahu damapak tersebut terhadap
pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat , kesejahteraan penduduk,
pertumbuhan ekonomi,pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya.
Dengan terpengaruhnya pendapatan daerah tersebut maka akan berdampak terhadap
pengeluaran daerah tersebut. Sehingga dengan elastisitas harga ini akan
membantu pengambilan kebijakan dalam memutuskan alternative kebijakan yang akan
lebih memberikan manfaat bagi kemajuan daerah.
Ada dua macam elastisitas, yaitu
elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga penawaran. Elastisitas harga
permintaan dilihat dari sisi konsumen sedangkan elastisitas harga penawaran
dilihat dari sisi produsen. Masing-masing elastisitas tersebut dapat dihitung
dengan angka-angka yang biasanya disebut koefisien elastisitas permintaan atau
penawaran. Dengan koefisien tersebut maka kita akan mengetahui elastis atau
tidaknya suatu barang. Apabila angka tersebut menunjukkan elastic, maka barang
tersebut sangat sensitive terhadap perubahan harha barang disekitarnya,
sedangkan tidak elastic( non elastic) maka barang tersebut tidak sensitive
dengan perubahan harga barang di sekitarnya.Secara detail konsep tersbut akan
dibahas di paper ini.
II. PEMBAHASAN
Menurut
Mankiw(2008), “ elastisitas adalah ukuran kepekaan jumlah yang diminta atau
jumlah yang ditawarkan terhadap determinannya” . Sedangkan elastisitas terdapat
4 macam yaitu elastisitas permintaan, elastisitas penawaran, dan elastisitas
transit. Pada elastisitas permintaan
terdapat tiga bentuk yaitu elastisitas harga permintaan, elastisitas pendapatan
dari permintaan, dan elastisitas silang.
1.
Elastisitas
Permintaan
A.
Elastisitas
Harga Permintaan
Menurut Bill Rissel(2011),
elastisitas harga permintaan adalah untuk mengukur seberapa sensitive
permintaan atas permintaan barang atau jasa karena perubahan harga, seperti sensitifnya
jumlah anggota terhadap perubahan tingkat suku bunga pinjaman. Mankiw(2008)
berpendapat bahwa elastisitas mengukur seberapa banyak kuantitas permintaan
atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga tersebut. Dari dua pendapat
tersebut, dapat diketahui bahwa elastisitas diperlukan untuk mengukur seberapa jauh
respon jumlah yang diminta terhadap perubahan harga tersebut. Elastisitas dapat
dihitung dengan :

Asumsikan harga eskrim naik
15% dan penurunan jumlah es krim yang diminta sebesar 30%. Maka :

Jadi
respon jumlah es krim yang diminta sebesar 2. Barang tersebut elastic karena
nilainya lebih dari satu. Ciri-ciri barang yang elastic adalah ketika barang
tersebut naik sebesar 15% maka barang yang diminta akan turun lebih besar dari
15%. Sebaliknya ,apabila barang tersebut tidak elastic dapat dilihan penurunan barang yang diminta
jauh lebih kecil dari 15% dari kenaikan harga tersebut. Sebenarnya hasil di
atas bernilai minus karena penurunan dicerminkan dengan nilai minus. Namun ,
kita mengikuti praktek umum yang berlaku dengan memutlakkan hasilnya, sehingga
hasilnya selalu positif.
Selain
elastic dan tidak elastic(inelastic), ada nilai elastic uniter , elastic
sempurna, inelastic uniter, dan elastic sempurna. Untuk lebih jelas dapat lihat
kurva dibawah ini:
![]() |
Namun ketika dihitung
bertolak dari B maka harga turun sebesar 33% dan permintaan naik 50%.
Hasil elastisitasnya akan berbeda yaitu 1,5. Hal ini akan membingungkan.
Sehingga ada metode nilai tengah yang disampaikan Mankiw dalam bukunya. Rumus
dalam metode nilai tengah adalah sebagai berikut:

B.
Elastisitas Pendapatan dari
permintaan
Elastisitas pendapatan mengukur
perubahan barang yang diminta yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan
konsumen. Jadi setiap perubahan pendapatan yang diterima akan sangat
berpengaruh terhadap jumlah barang atau jasa yang akan diminta. Semisal seorang
karyawan pabrik gula jawa dengan pendapatan Rp 1.000.000 per bulan, maka ia
akan membelanjakan uangnya dengan membeli beras 30 kg untuk 1 bulannya. Namun
karena terjadi pengurangan produksi dari pabriknya, dia hanya mendapatkan Rp
800.000 per bulan, sehingga dia akan berhemat dengan mengurangi pembelian beras
yang awalnya 30 kg menjadi 20 kg.
Dari hal tersebut , barang normal
dan barang mewah memiliki hubungan nilai yang positif . Sedangkan barang
inferior bernilai negative. Hal tersebut
dapat digambarkan seperti barang kebutuhan setiap hari adalah barang normal,
mobil adalah barang mewah, dan kendaraan umum adalah barang inferior. Saat
pendapatan kita naik maka, kita akan lebih banyak mengkonsumsi kebutuhan
sehari-hari. Dengan pendapatan yang lebih maka kita dapat membeli mobil. Dan
permintaan kita terhadap kendaraan umum menjadi semakin kecil. Maka dilihat
dari barang inferior kita dapat memahami bahwa barang inferior tersebut
memiliki elastisitas pendapatan yang negative.
Elastisitas pendapatan dari
permintaan dapat dihitung dengan :

atau

Untuk
mengetahui barang tersebut adalah barang normal, inferior, atau mewah, kita
dapat melihat dari nilai elastisitas. Apabila nilai tersebut lebih atau sama
dengan satu maka barang tersebut adalah barang mewah(Ei>=1), lebih dari nol
dan kurang dari satu maka barang tersebut adalah barang normal(0<Ei<1),
sedangkan nilai minus adalah untuk baran yang bersifat inferior.
C. Elastisitas Silang dari Permintaan
Menurut Philip dan
Robert(2009),elastisitas silang (coss
elasticity) adalah perubahan harga dari suatu barang Y menyebabkan kurva
permintaan atas barang X bepindah. Jika X dan Y adalah barang subtitusi ,
kenaikan harga barng Y mengakibatkan kenaikan permintaan pada barang X. Jika
barang X dan Y adalah barang komplementer, kenaikan harga barang Y
mengakibatkan penurunan pada permintaan barang X. Sedangkan menurut Mankiw(2008) coss elasticity adalah seberapa banyak kuantitas yang diminta
untuk suatu barang akibat perubahan barang yang terjadi, pada barang lainnya
diperoleh dengan menghitung perubahan persentase kuantitas yang diminta dari
barang pertama dibagi dengan persentase
perubahan harga dari barang kedua.
Untuk memudahkan
dalam pemahaman , asumsikan peanut butter
dan jelly adalah barang
komplementer. Perubahan harga dari peanut
butter akan berhubungan terbalik dengan perubahan permintaan jelly. Harga yang lebih tinggi dari peanut butter membuat orang akan mengurangi pembeliannya
terhadap peanut butter. Sedangkan jelly adalah barang pelengkapnya, maka
penurunan jumlah peanut butter yang
diminta akan diikuti dengan penurunan jumlah jelly yang diminta. Hal ini mennggambarkan kedua barang tersebut
memiliki hubungan negative karena kenaikan harga peanut butter akan
mengakibatkan penurunan jumlah jelly yang
diminta.
Untuk barang
subtitusi, asumsikan bahwa margarine dan
butter adalah barang subtitusi. Kedua
barang tersebut sangat berkompetisi di pasaran. Kenaikan harga dari margarine , membuat konsumen akan lebih
memilih butter yang harganya lebih
murah. Hubungan kedua barang tersebut adlah positif karena kenaikan harga margarine akan diikuti dengan kenaikan
jumlah butter yang diminta.
Untuk mencari
nilai dari elastisitas silang ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Tiga macam bentuk elastisitas
permintaan diatas dapat menghasilkan kurva sebagai berikut:
![]() |
|||||
|
|||||
|
|||||
Faktor-faktor yang
menjadi penentu antara lain:
a. Kebutuhan versus kemewahan
Walaupun
ongkos dokter meingkat, permintaan akan dokter tidak akan merosot
drastic(inelastic),karena jasa tersebut sutau kebutuhan. Sedangkan ketika harga
perahu naik maka permintaan akan perahu akan menurun drastic, karena barang
tersebut barang mewah. Apabila kita dihadapkan dalam kedua masalah tersebut,
yaitu saat kita memilih ke dokter atau membeli perahu, maka yang akan kita
lakukan pasti memilih ke dokter. Karena ke dokder adalah kebutuhan yang harus
diutamakan.
b. Ketersediaan subtitusi
Barang-barang
yang memiliki subtitusi lebih banyak maka barang tersebut elastic. Hal tersebut
terjadi karena ketika salah satu barang tersebut naik maka permintaan akan
barang tersebut menurun drastis dan akan memilih barang yang lain. Contohnya,
ketika harga apel naik maka konsumen akan beralih ke jeruk karena harganya
relative lebih murah dan kandungan vitaminnya sama yaitu vitamin C. Sedangkan
barang yang tidak memiliki subtitusi maka barang tersebut bersifat inelastic.
Contohnya, ketika harga bensin naik permintaan akan barang tersebut tidak akan
merosot jauh karena ketiadaan barang pengganti.
c. Luas-sempitnya pasar
Ketika
suatu pasar tersebut tergolong sempit maka konsumen akan lebih mudah mencari
barang tersebut. Sehingga barang-barang di pasar yang lebih sempit akan
bersifat elastic. Sedangkan pasar yang lingkupnya lebih luas , barang-barang
yang ada di dalamnya bersifat inelastic. Hal tersebut dikarenakn di pasar yang
luas akan sulit menemukan barang pengganti.
d. Rentang waktu
Semakin
panjang rentang waktu, maka berbagai permintaan barang cenderung elastis.
Sebagai contoh , ketika harga bensin naik , permintaan bensin hanya turun
sedikit pada bulan-bulan pertama. Namun semakin lama , orang akan berganti ke
mobil yang hemat bahan bakar , beralih ke transportasi umum, dan bahkan mungkin
bisa berganti lokasi tempat tinggal yang lebih dekat dengan lokasi kegiatan
sehari-harinya. Misal ,berpindah ke tempat yang lebih dekat dengan kantor
tempat ia bekerja
2. Elastisitas Penawaran
Menurut Makiw ,
elastisitas penawaran adalah ukuran yang menunjukkan seberapa banyak jumlah
penawaran yang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut,ukuran ini
dinyatakan sebagai presentaseperubahan kuantitas yang ditawarkan dibagi dengan
presentase perubahan harga. Penawaran dikatakan elastic, apabila perubahan
harga menyebabkan perubahn yang besar pada jumlah barang yang ditawarkan.
Sedangkan penawaran yang dikatakan inelastic jika perubahan harga suatu barang
menyebabkan sedikit perubahan pada jumlah barng yang ditawakan.
Penawaran dalam
jangka panjang cenderung akan lebih elastic atau mudah berubah ketimbang
penawaran dalam jangka pendek (mankiw,2008). Dalam penawaran jangka pendek,
produsen akn sulit mengubah kuantitas produksinya. Sehingga barang yang
ditawarkan tidak terlalu sensitive terhadap perubahan harga. Sedangkan
penawaran dalam jangka panjang, produsen akan membuat pabrik baru, bahkan
menitup pabrik. Sehingga penawaran dalam jangka panjang lebih sensisitif
terhadap perubahan harga.
Cara mencari nilai
elastisitas harga dari penawaran adalah sebagai berikut:

|
|
|
|||||
![]() |
|||||
|
Selain elastisitas
harga penawaran juga terdapat
elastisitas silang penawaran. Seperti yang dikatakan Anthony (2005), koefisien
pada elastisitas penawaran berkebalikan dengan koefisien pada elastisitas
silang permintaan. Di elastisitas silang penawaran, apabila koefisiennya
bernilai positif maka barnag-barang tersebut adalah barang komplementer,
sedangkan koefisien yang bernilai negative maka barang-barang tersebut adalah
barang subtitusi.
III. KESIMPULAN
Perbedaan
elastisitas permintaan dan penawaran sangat mudah dipahami. Jika elastisitas
permintaan kita melihat dari sisi pembeli, sedangkan elastisitas penawaran
dilihat dari sisi produsen. Suatu barang dikatakan elastic apabila perubahan
harga atas suatu barang akan berpengaruh besar terhadap jumlah barang yang akan
diminta atau ditawarkan. Sedangkan suatu barang dikatakan inelastic apabila
peubahan harga suatu barang tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan jumlah
barang yang diminta atau ditawarkan.
Pada elastisitas silang permintaan , koefisien yang dihasilkan
berkebalikan dengan nilai koefisien dengan koefsien silang pada penawaran. Pada
elastisitas silang permintaan jika koefisien nilainya posoitif maka barng
tersebut adalah barang subtitusi. Dan jika nili koefisiennya bernilai negative
maka barang tersebut adalah barang komplementer, Berkebalikan dengan
elastisitas silang pada permintaan, elastisitas silang pada penawaran jika
koefisiennya benilai positif maka barng tersebut adalah barang komplementer,
sedangkan koefisien yang negative maka barng tersebut adalah barang subtitusi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony,J 2005,’ Cross Elasticity
of Supply : Seldom Heard of and Seldom taught’,Journal for Economic
Educations, vol.15,no.1,hh.1-6, 9 November 2011,<
http://frank.mtsu.edu/~jee/pdf/jeewin05.pdf>
Bill,R 2011,’Price Elasticity of
Demand’, Credit Union Management , vol.34,no.10,hh.22-23, 11 November
2011,< http://search.proquest.com/docview/902758503?accountid=44945>
Philip, E & Robert, L 2009,’
Cross Elasticity of Demand: Are Your Students Confused?’,American Economics,
vol.54,no.2,hh.107, 11 November 2011http://search.proquest.com/docview/902758503?accountid=44945.
Mankiw,G 2008,’Pengantar Ekonomi’,edk 2,
Erlangga,Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar